Halo sobat Pintar! Setelah membaca mengenai Sistem Wick pada Hidroponik sebelumnya, kali ini Kebun Pintar akan membahas tentang tata cara bertanam hidroponik mulai dari alat dan bahan Hidroponik sederhana yang akan digunakan dan apa saja yang diperlukan dalam budidaya hidroponik terutama bagi para pemula yang ingin mencoba bertanam hidroponik menggunakan sistem wick dan floating system.
Sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa sistem wick dan floating system merupakan metode hidroponik yang paling sederhana. Sistem ini bisa menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti botol atau gelas bekas minuman kemasan sebagai wadah untuk nutrisi. Tanaman mendapatkan nutrisi yang diserap melalui sumbu atau kain flanel. Berikut penjelasan mengenai alat dan bahan hidroponik yang akan digunakan.
Alat dan Bahan Hidroponik Sederhana serta Pembuatan Sistem wick
Sistem wick sangat cocok diterapkan bagi pemula karena selain mudah diterapkan, dan menggunakan media yang sederhana. Sistem ini tidak memerlukan listrik dan pompa seperti NFT dan DFT. Alat dan bahan hidroponik wick yang digunakan:
Alat:
- Botol bekas air mineral ukuran 1000 ml
- Gunting
- Pisau atau cutter
- Sumbu berupa kain bekas, atau kain flanel sebagai pengalir nutrisi
Bahan:
- Benih tanaman
- Media tanam berupa pasir atau sekam atau rockwool
- Larutan nutrisi berupa pupuk (biasanya menggunakan Abmix)
Berikut cara menanam tanaman dengan sistem wick:
- Siapkan botol bekas air mineral berukuran 1 liter, pisau, gunting, kain flannel, dan larutan nutrisi.
- Potong botol menjadi 2 bagian, kemudian lubangi tutupnya.
- Gabungkan kedua potongan tersebut dengan cara membalik bagian atas botol menghadap kebawah.
- Pasang kain flanel pada lubang tutup botol, tujuannya agar dapat meyerap air nutrisi.
- Isi lapisan atas botol dengan media tanam seperti pasir, sekam atau rockwool. Kemudian isi lapisan bawah dengan larutan nutrisi.
- Tanam bibit tanaman pada lapisan atas botol.
Alat dan Bahan Hidroponik Sederhana serta Pembuatan Floating System
Sistem Floating juga sangat cocok diterapkan bagi pemula seperti sistem wick sebelumnya. Sistem ini mirip seperti sistem wick karena tidak memerlukan listrik dan pompa seperti NFT dan DFT. Alat dan bahan hidroponik floating system yang digunakan:
Alat:
- Styrofoam
- Gunting
- Bak atau wadah penampung
- Pisau atau cutter
- netpot.
Bahan:
- Benih tanaman
- Media tanam berupa rockwool atau spons
- Larutan nutrisi berupa pupuk (biasanya menggunakan Abmix)
Berikut cara menanam tanaman dengan sistem floating:
- Siapkan Styrofoam, bak penampung, netpot, rockwool, nutrisi dan benih tanaman.
- Benih tanaman disemai terlebih dahulu pada rockwool atau spons hingga muncul 2-4 daun.
- Beri lubang-lubang pada styrofoam (seukuran netpot) dengan jarak 3-5 cm antar lubang.
- Letakkan rockwool atau spons (bagian tengah diberi celah) ke dalam netpot pada saat sudah muncul 2-4 daun.
- Isi bak penampung berisi larutan nutrisi.
- Letakkan Styrofoam diatas bak penampung berisi air dan biarkan seperti mengapung.
Hal yang perlu diperhatikan
1. Penyiapan Nutrisi
Biasanya, pada hidroponik, nutrisi tersebut diperoleh melalui pupuk seperti AB mix. Namun, terdapat berbagai macam nutrisi lainnya. Setiap jenis nutrisi yang terkandung pada berbagai jenis pupuk juga memiliki komposisi hara yang berbeda-beda. Pada pembuatan pupuk, pertama-tana melarutkan masing-masing pupuk A dan B dengan air. Pupuk A dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian ditambahkan dengan air sampai 500 ml, kemudian diaduk sampai larut. Pupuk A dimasukkan ke dalam botol berlabel A. Cara tersebut dilakukan untuk pupuk B pula. Kemudian, mencampurkan kedua pupuk tersebut dan mengukurknya dengan ppm meter sesuai tanaman yang ingin ditanam.
2. Pemilihan Jenis Tanaman
Hal yang perlu diperhatikan ketika memilih tanaman untuk hidroponik yaitu pemilihan jenis tanaman sesuai dengan tujuan penanaman. Apabila kita merupakan seorang pemula yang baru ingin mencoba hidroponik sistem wick dan floating yang sederhana, sebaiknya mencari tanaman yang mudah dalam perawatan nya dan memiliki umur panen yang singkat.
3. Pemilihan benih yang berkualitas
Hal penting selanjutnya sebelum memulai budidaya hidroponik adalah pemilihan benih yang berkualitas. Kesuksesan budidaya tanaman hidroponik bergantung pada pemilihan benih. Jika menggunakan benih tanaman yang berkualitas serta memberikan perawatan yang maksimal, pastinya peluang tanaman tumbuh secara optimal dan cepat dapat tercapai, sehingga besar pula peluang untuk mendapatkan keuntungan dari hidroponik. Seleksi benih tanaman didasarkan pada lingkungan budaidaya penanaman. Selain itu, saat memilih varietas yang ingin ditanam, perlu diperhatikan deskripsi varietas tanaman tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui karakteristik tanaman, seperti ketahanan terhadap penyakit, kekeringan atau toleransi panas, kebiasaan berbuah, dan karakteristik buah.
4. Pemeliharaan Tanaman
Pengukuran pH penting diketahui untuk mengatur serapan unsur hara tanaman agar tidak terjadi defisiensi. Kadar nutrisi dalam larutan dapat diukur dengan TDS (Total Dissolved Solids) atau PPM (Parts Per Millions). Hasil pengukuran menunjukkan nilai EC larutan yang sangat menentukan kecepatan metabolisme tanaman yaitu jika nutrisi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Jadi, setelah membaca mengenai alat dan bahan serta langkah pembuatan 2 jenis hidroponik yang mudah dilakukan bagi pemula, ternyata mudah bukan? Apakah setelah membaca beberapa cara menanam hidroponik diatas dapat membantu dan membuat ingin tahu lebih lanjut mengenai hidroponik?
References:
- Susilawati. 2019. Dasar-Dasar Bertanam Secara Hidroponik. Palembang. UPT. Penerbit dan Percetakan.
- Jones, Jr. J. Benton. 2014. Complete Guide for Growing Plants Hydroponically. CRC Press. USA.