Mempunyai kebun sayur dan buah sendiri pasti rasanya menyenangkan terutama bagi mereka yang gemar bercocok tanam. Selain di kebun, sekarang siapa pun bisa menanam sayur buah di rumah saja.
Salah satu metode penanaman yang sedang populer yakni metode hidroponik. Banyak masyarakat Indonesia yang mulai tertarik bertanam sayur dan buah secara mandiri dengan bahan sederhana.
Kenapa Hidroponik Dipilih?
Apabila dibandingkan dengan cara konvensional, biasanya kita membutuhkan banyak persiapan mulai dari lahan, jenis pupuk, pemilihan tanah, perawatan, pembibitan dan sebagainya yang lumayan menguras dana.
Sedangkan untuk metode ini bisa dikatakan cukup ekonomis sebab memanfaatkan air sebagai media tanam sehingga para petani tak perlu harus kerepotan menyediakan lahan untuk bertanam.
Tanaman dialiri menggunakan air nutrisi berupa pupuk khusus yang dicampur dengan air bersih yang nantinya berguna sebagai sumber nutrisi bagi tanaman tersebut.
Tempat bertanam untuk sayur hidroponik biasanya menggunakan pot, botol air mineral, pipa atau pun talang dengan tambahan pompa untuk mengairi tanaman serta penampungnya.
Perawatan yang dilakukan juga begitu sederhana, tak ribet karena metode ini lumayan ampuh dalam mencegah hama mau pun gulma. Serta masa tanam hingga panennya terbilang sebentar hanya berkisar 45 hari.
Kini bertanam sayur-sayuran dan buah bisa dilakukan dengan cara yang begitu sederhana dan siapa pun bisa mencobanya sendiri secara kecil-kecilan.
Kekurangan Metode Hidroponik
Dibalik banyaknya keuntungan, terdapat juga beberapa kekurangan dari metode hidroponik yang perlu Anda ketahui sebelum ingin mencoba bertanam, berikut di antaranya.
Perlu Ketelitian
Meski cara penanamannya terlihat sederhana dan tak begitu sulit, akan tetapi Anda harus teliti terutama dalam penyusunan tanamannya dan membuat larutan nutrisi.
Cukup Menguras Biaya
Metode ini memang sebenarnya praktis dan tak butuh banyak peralatan, akan tetapi jika Anda memilih sistem NFT biasanya perlu perlengkapan yang lebih mumpuni seperti adanya pompa untuk pengairan.
Untuk sistem yang lebih ekonomis, maka pilihlah sistem Wick.
Cukup Berisiko
Tanaman punya risiko mati secara menyeluruh apabila Anda salah dalam penerapan sistemnya. Jika cara konvensional yang kemungkinan beberapa masih bisa terselamatkan, beda halnya dengan sistem pengairan ini.
Pengecekan Secara Berkala
Beda dengan sistem NFT, apabila Anda menerapkan sistem Wick perlu mengecek kondisi air nutrisi tanaman secara berkala, jangan sampai kekurangan yang menyebabkan matinya tanaman.
Selain itu, kita juga perlu mengontrol secara rutin jumlah nutrisi yang harus diberikan, kadar keasaman.
Butuh Keterampilan
Terakhir, dibutuhkan juga keterampilan apabila akan memulai penanaman secara hidroponik. Anda perlu terampil dalam cara menanam, pembibitan, penyemaian, serta perawatan secara berkala supaya hasilnya dapat maksimal.
Itulah sekilas penjelasan kenapa metode hidroponik kerap dipilih dan beberapa kekurangan di dalamnya. Semoga bermanfaat.