Hai sobat Kebun Pintar! Pasti udah pada tau dong hidroponik merupakan salah satu system berkebun yang tidak perlu menggunakan tanah dalam penanamannya. Nah system hidroponik sendiri dikelompokkan berdasarkan media tanam yang digunakan, yaitu ada kultur air dan kultur substrat. Yuk kita bahas lebih lanjut mengenai macam macam hidroponik kultur air!
Pada prinsipnya, hidroponik kultur air mengandalkan air sebagai media utama nya untuk tumbuh. Yang berarti pada sistem ini, tanaman dibuat mengapung diatas air pada wadah penanamannya. Ada 6 jenis sistem tanam nih yang termasuk dalam hidroponik kultur air, yuk simak apa aja!
1. Wick System (Sistem Sumbu)
Wick System merupakan sistem hidroponik paling sederhana untuk diterapkan dan patut dicoba oleh para pemula untuk mulai berkebun, dimana sistem ini menggunakan sumbu yang menghubungkan pot tanaman dengan media larutan nutrisi. Anda dapat menggunakan bahan bekas yang bisa di daur ulang seperti botol atau gelas bekas minuman sebagai wadah untuk nutrisi tanaman. Media tanam dapat berfungsi sebagai alat kapilaritas sendiri atau dengan bantuan berupa sumbu flanel, kain perca yang ditempelkan pada bawah bagian netpot.
2. Drip System
Drip sistem marupakan sistem hidroponik yang menggunakan irigasi tetes dengan dua kontainer. Dimana kontainer pertama berisi tanaman diletakkan di bagian atas dan kontainer kedua yang berisi larutan hara di bagian bawah. Pada saat pompa air dihidupkan, pompa akan meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman. Media tanam yang berfungsi sebagai tempat akar berkembang dan memperkokoh kedudukan tanaman pada sistem ini dapat berupa batu apung, sekam bakar, zeolit, atau cocopeat (sabut kelapa).
3. Ebb and Flow System
Sobat Kebun Pintar udah tau belum sih sistem ini disebut juga sistem pasang surut lho. Sistem ini mirip dengan sistem drip yang menggunakan dua container di bagian atas dan bawah. Tabung overflow harus diatur sekitar 2 inch di bawah permukaan atas media tumbuh ya! Sistem ini menggunakan pompa listrik yang dihidupkan dan dimatikan setiap 30 menit “on” dan 15 menit “off”. Namun sistem tetes dan pasang surut ini memiliki kelemahan, yaitu jika terjadi pemutusan aliran listrik secara tiba-tiba dalam waktu yang cukup lama, maka tanaman tidak mendapatkan suplai nutrisi.
4. Nutrient Film Technique (NFT)
Sistem NFT ini pada prinsipnya meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Pada sistem ini, air dan nutrisi disalurkan secara berulang melewati tanaman, sehingga penggunaan air dan nutrisi akan menjadi lebih hemat. Keuntungan dari sistem NFT ini adalah ketika aliran listrik terhenti maka cairan nutrisi masih tersedia. Sistem ini banyak disukai karena akar tanaman menyerap lebih banyak oksigen dari udara dibandingkan yang diserap dari larutan nutrisi.
5. Aeroponik
Pada prinsipnya seperti sistem NFT tetapi media tumbuhnya adalah udara dan lebih canggih menggunakan teknologi. Cara kerja sistem ini yaitu larutan nutrisi dari penampungan disemprotkan melalui nosel yang berbentuk kabut langsung ke akar, dengan menggunakan timer secara berkala akar akan selalu disemprotkan menggunakan nosel khusus agar akar tanaman tetap basah. Keuntungan dari sistem aeroponik adalah larutan hara yang disemprotkan dari penyemprot memberikan jumlah oksigen ke akar lebih banyak dan mampu menggunakan lahan secara maksimum.
6. Aquaponik
Akuaponik merupakan sebuah metode untuk menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu sistem yang sama. Sistem akuaponik ini memanfaatkan kotoran ikan sebagai nutrisi bagi tanaman dan tanaman berfungsi sebagai filter yang mengurai kotoran dan menyuplai oksigen dalam. Sistem ini cocok untuk ikan air tawar dan tanaman berdaun seperti selada dan kangkung, dimana keduanya memiliki kebutuhan yang sama, seperti suhu yang sama.
Nah udah pada tau kan sistem-sistem hidroponik dengan kultur air. Puluhan bahkan ribuan informasi tentang berkebun bisa anda terima setiap minggunya secara gratis lo! Selalu kunjungi web KebunPintar.id untuk terus mendapatkan berbagai informasi mengenai perkebunan.