Hidroponik Sederhana untuk Kebun Skala Rumahan

Kebun Hidroponik bisa didesain dengan Sistem yang Sederhana dan Cost Friendly

Istilah work from home atau WFH sepertinya sudah familiar diseluruh kalangan karena hampir semua aktivitas masih kita lakukan dari rumah. Namun, momen WFH bisa menjadi waktu yang tepat buat kamu yang berminat mencoba berkebun hidroponik dengan sistem sederhana di rumah.

Memulai berkebun hidroponik bisa jadi membingungkan. Sebagai petani pemula, pertimbangan bagaimana cara membuat sistem hidroponik yang praktis (namun tetap sesuai kebutuhan) seringkali membingungkan kita. Meng-order instalasi hidroponik dari supplier terkadang menjadi salah satu solusi, meskipun harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk jasa pembuatannya.

Dalam artikel ini, KebunPintar akan merekomendasikan beberapa desain sistem hidroponik sederhana yang bisa kamu rangkai sendiri sebagai petani pemula dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan kebun di rumah. Selain memaksimalkan waktu luang untuk belajar, cara ini bisa jadi menghemat pengeluaran, lho. Jadi, yuk kita simak penjelasannya berikut ini.

Bagi “Pendatang Baru” di Dunia Hidroponik, Sistem Nursery Tray Layak Kamu Coba

Sistem Nursery Tray adalah yang paling sederhana karena alat utamanya berupa baki pembibitan, media tanam, dan wadah untuk sumber nutrisi saja. Dengan kata lain, sistem ini sesuai untuk kamu yang baru tertarik belajar menanam hidroponik dan tetap cost friendly. Hampir semua perlengkapan yang diperlukan bisa kamu sediakan sendiri atau dibeli di toko hidroponik.

Perlengkapan yang dibutuhkan:

  • Baki plastik (ukuran 10½” x 21”) dengan sel sekat (tray) dan tanpa lubang di alasnya. 24 atau 36 sel sekat adalah jumlah terbaik untuk menanam herba atau selada kecil.
  • Wadah (toples) plastik ukuran 3,8 L dengan tutup plastik berdiameter 4” – 5”.
  • Gabus berbentuk cincin diameter 3” dengan tebal ¼”. Jika gabus bentuk cincin ini sulit dicari, kamu bisa membentuknya sendiri dari lembaran gabus ukuran tebal ¼”.
  • Alat potong/pelubang dan lem.  

Untuk merangkainya, kamu bisa mengikuti langkah umum berikut:

  1. Potong beberapa sekat di salah satu sudut baki agar sesuai dengan ukuran wadah (toples). Wadah plastik berfungsi sebagai sumber nutrisi cair hidroponik yang nantinya akan diletakkan terbalik.
  2. Bentuk lubang berdiameter ¼” di pertengahan tutup wadah dan rekatkan cincin gabus berdiameter 3” dan lebar ¼” mengelilingi lubang toples. Bentuklan celah pada cincin gabus sekitar ½” sehingga bentuk lingkaran pada cincin gabus menjadi tidak utuh.

Celah pada gabus akan memungkinkan aliran nutrisi cair dari toples menuju bagian bawah media tanam dan akan mengalir sampai level nutrisi pada media setara dengan level pada lubang tutup toples. Dengan demikian, nutrisi secara otomatis akan diserap dari sumber setiap kali level di baki berada di bawah permukaan tutup toples.

Gunakan media campuran 20% cocopeat dan 80% perlite atau vermiculite. Tempatkan dalam baki dan siram untuk melembabkan media menyeluruh sebelum menabur benih. Mulai dari penyemaian benih hingga pembentukan daun pertama, sebaiknya media disiram dengan air saja. Setelah itu, gunakan larutan nutrisi setengah pekat selama beberapa minggu sebelum menggunakan yang lebih pekat di minggu-minggu terakhir sebelum panen. Periode pembibitan hingga panen dengan sistem nursery tray biasanya cocok untuk tanaman berusia 4 – 6 minggu. Namun, tanaman yang dipanen biasanya berukuran kecil karena faktor jarak antartanaman yang sempit dan membatasi paparan cahaya setiap tanaman.

Sistem Wick Cocok untuk Kamu yang Menanam Hidroponik untuk Kebutuhan Pribadi

Sistem ini pada dasarnya diperuntukkan untuk pot tunggal atau beberapa tray dalam satu baki dan diletakkan di atas sebuah reservoir berisi nutrisi cair. Jika kamu hobi menanam hidroponik untuk konsumsi pribadi, maka sistem Wick adalah pilihan metode sederhana yang tepat.

Untuk membuatnya, kamu membutuhkan perlengkapan berikut:

  • Pot / baki tanaman
  • Wadah (reservoir) cairan nutrisi
  • Sumbu / tali berbahan serat nilon atau katun
  • Pompa udara (aerator)
  • Batu gelembung udara (airstone)
  • Alat pelubang

Disini, kamu hanya perlu melubangi bagian alas baki agar bisa dihubungkan dengan reservoir nutrisi melalui sumbu. Salah satu ujung sumbu ditimbun di dalam media tanam berdekatan dengan akar, sedangkan ujung yang lain menggantung di dalam reservoir. Aerator dan airstone akan melarutkan oksigen ke dalam air dan larutan nutrisi yang nantinya akan diserap oleh sumbu menuju media dan akar tanaman. Pemilihan media tanam dalam sistem ini disarankan berupa campuran perlite dan vermiculite dengan komposisi 50/50.

Jika Kamu ingin yang Lebih Praktis, Sistem Flood & Drain Jawabannya!

Sistem flood and drain direkomendasikan bila kamu ingin membuat sistem hidroponik praktis tanpa kebutuhan listrik. Kamu hanya butuh baki pembibitan, media tanam, selang, dan ember untuk wadah nutrisi. Cara kerjanya sesederhana mengalirkan cairan nutrisi dengan mengangkat dan menurunkan wadah nutrisi selama siklus irigasi, sangat bisa dilakukan oleh tangan. Ketika wadah nutrisi diangkat, larutan akan mengalir dari wadah menuju baki hidroponik dan ketika diturunkan dibawah level baki, air sisa akan mengalir kembali menuju wadah.

Frekuensi dari irigasi bergantung pada sifat dari media tanam. Kamu bisa menggunakan perlite saja, cocopeat saja, campuran perlite dan cocopeat (50/50), perlite dan vermiculite (50/50), pasir pantai, tanah liat, atau kerikil. Semakin halus medianya, maka semakin jarang irigasi diperlukan per harinya. Dengan menggunakan perlite atau cocopeat saja, sekali irigasi per hari sudah cukup. Meskipun cara kerjanya sederhana, kamu harus rutin memantau sistem ini untuk mengatur irigasi melalui wadah nutrisi. Jadi, kamu mungkin butuh energi fisik ekstra jika ingin mencoba sistem ini.

Hidroponik Vertikal Sangat Sesuai untuk Sistem yang Lebih Otomatis

Sistem vertikal lebih disarankan untuk kamu yang hobi hidroponik, namun terbatas waktu dalam memanajemen aliran nutrisi tanaman setiap waktu. Hidroponik vertikal dapat diotomasi dengan membuat suatu reservoir nutrisi dibawah suatu wadah tanaman yang vertikal dan dilengkapi pompa celup (submersible) yang bisa dioperasikan berdasarkan pengaturan timer.

Untuk sistem yang lebih sederhana, kamu bisa menggunakan perlengkapan berikut:

  • Karung berbahan polyethylene layflat berdiameter 6” – 8”
  • Tali
  • Alat potong/pelubang

Cara membuatnya:

  1. Potong karung dengan panjang sekitar 6 kaki (1,83 m) dan mengikat bagian bawah dengan tali.
  2. Karung diisi dengan gambut atau cocopeat lembab dahulu karena nutrisi tidak akan membasahi seluruh media kering saat berada didalam karung. Supaya lebih ringan, kamu juga bisa mencampurkan campuran 70% cocopeat dan 30% sekam padi. Untuk menguji tingkat kelembapan, ambil segenggam media dan peras hingga kamu melihat sedikit air keluar.
  3. Setelah karung diisi, sisakan ruang kosong sekitar 10” – 12” (25 – 30 cm) dan ikat bagian atasnya dengan tali. Lipat ujung atas ini dan ikat lagi ke karung sehingga membentuk lingkaran dan bisa digantung dengan kail.
  4. Gunakan botol air plastik ukuran 2 L sebagai wadah larutan. Buat lubang di bagian atas karung tepat di bawah tali pengikat. Masukkan leher botol ke dalam karung melalui lubang. Untuk saluran keluar, kamu bisa menggunakan ember atau wadah plastik yang dimiringkan agar terhubung dengan wadah sumber nutrisi.
  5. Pada sisi permukaan karung, buatlah lubang berdiameter 1” sebagai tempat tanaman tumbuh. Jarak antarlubang disarankan 6” – 8”, bergantung pada tanaman yang ingin kamu tanam. Untuk tanaman yang relatif kecil, sebaiknya gunakan jarak yang dekat.

Sebelum diaplikasikan ke sistem vertikal, pembibitan hidroponik harus kamu lakukan terlebih dahulu didalam baki pembibitan menggunakan media tanam rockwool. Tanaman baru bisa dipindahkan ke dalam karung vertikal setelah tingginya mencapai sekitar 5 cm (umur tanam 3 – 4 minggu).

Jadi, Sistem Mana yang Cocok untuk Kebunmu?

Nah, empat sistem hidroponik sederhana diatas direkomendasikan sesuai dengan peruntukan yang KebunPintar paparkan. Cocok atau tidaknya bisa kamu tentukan sendiri sesuai dengan kebutuhan kebunmu ya. Jika kamu tertarik untuk bereksperimen, kamu juga bisa menguji sistem yang kamu desain terhadap tanaman yang ingin kamu tanam. Kamu bisa memanajemen pertumbuhan tanaman setiap waktu, termasuk ekspektasi bobot ketika panen.

Untuk memudahkan manajemen kebunmu, KebunPintar menyediakan platform yang akan merekam semua data terkait pertumbuhan tanamanmu. Kamu hanya perlu mendaftarkan akun dan setelah itu kamu bisa gunakan layanannya secara free untuk 1 kebun. Jadi, sekarang tidak perlu khawatir lagi dengan pencatatan maupun penjadwalan aktivitas berkebun. Selamat mencoba~